Karangan Ilmiah



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
   Dengan terus berkembangnya zaman dan teknologi, penyusunan karya ilmiah sangat membawa banyak dampak positif, terutama dibidang  pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena bagaimana yang kita ketahui sekarang diperguruan tinggi sudah mempraktekkan membuat suatu karangan ilmiah, bahkan diperguruan tinggi membuat karangan ilmiah sangat di wajibkan dalam menyelesaikan tugas akhir para calon-calon sarjana. Maka pembahasan tentang penyusunan karangan ilmiah akan dilakukan dengan menelaah jauh tentang wujud karangan ilmiah, hakikat karangan ilmiah, fisik karangan ilmiah, pengacuan karangan ilmiah, penulisan daftar pustaka, penulisan catatan kaki, penulisan abstrak, dan ringkasan penelitian, cara menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian.
1.2  Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang masalah  di atas,  adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
(1)   Apa saja wujud karangan ilmiah?
(2)   Bagaimana hakikat karangan ilmiah?
(3)   Apa saja fisik karangan ilmiah?
(4)   Apa yang dimaksud pengacuan karangan ilmiah?
(5)   Bagaimana penulisan daftar pustaka?



1.3  Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah , tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan:
(1)   Apa saja wujud karangan ilmiah?
(2)   Bagaimana hakikat karangan ilmiah?
(3)   Apa saja fisik karangan ilmiah?
(4)   Apa yang dimaksud pengacuan karangan ilmiah?
(5)   Bagaimana penulisan daftar pustaka?















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Wujud Karangan Ilmiah
     Karangan ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa , baik sarjana maupun pascasarjana banyak jenisnya, seperti makalah, laporan praktik, skripsi (tugas akhir), tesis, disertasi, dan artikel jurnal. Laporan praktik dibuat berdasarkan hasil kegiatan praktik, baik praktik di laboratorium maupun praktik di lapangan.
 Beberapa bentuk karangan ilmiah tersebut dijelaskan berikut ini:
2.1.1  Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data lapangan yang bersifat empiris-objektif.Makalah pada masa lalu sering juga disebut dengan kertas kerja.
Dilihat dari segi fisiknya, makalah lazim dibuat sebanyak 15-30 halaman. Makalah lazim ditulis sebanyak minimal tiga bab. Jika terdiri atas tiga bab, penyusunan makalah tersebut atas bab 1 (Pendahuluan),bab II (Pembahasan), dan bab III (Penutup).
Dalam bab pendahuluan (Bab I)dikemukakan latar belakang,masalah,rumusan masalah, dan tujuan. Dalam bab pembahasan (Bab II) dikemukakan uraian tentang penjelasan sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam bab pertama. Dalam bab penutup (Bab III)  dikemukakan simpulan dan atau saran. Jadi, penyusunan bab makalah tersebut adalah seperti berikut:
Bab 1 Pendahuluan ( latar belakang , masalah, rumusan masalah,dan tujuan)
Bab II  Pembahasan (isinya sesuai jumlah tujuan)
Bab III    Penutup (simpulan,saran)
2.1.2  Laporan Praktik
Laporan praktik merupakan karangan ilmiah yang isinya adalah pembahasan hasil kerja praktik, baik hasil praktik di laboratorium maupun hasil praktik di lapangan. Isi laporan praktik adalah laporan kerja  praktik yang berkaitan dengan permasalahan, prosedur, hasil/temuan, dan simpulan. Secara fisik tugas akhir ditulis sebanyak 15-30 halaman. Jadi, penyusunan bab laporan praktik  terebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuuan (latar belakang, masalah, rumusan masalah,tujuan,   prosedur)
Bab II     Pembahasan (hasil praktik sesuai dengan tujuan)
Bab III    Penutup ( simpulan, saran)

2.1.3  Tugas Akhir dan Skripsi
Tugas akhir atau sering juga disebut dengan laporan akhir adalah karangan ilmiah yang ditulis sebagai suatu tugas akhir utuk memenuhi sebagian syarat kelulusan paa tingkat akademi/diploma.Karangan ilmiah konseptual artinya karangan ditulis secara konseptual baerdasarkan buku-buku. Secara fisik, tugas akhir ditulis sebanyak 30-50 halaman. Jadi, penyusunan bab tugas akhir tersebut adalah sebgai berikut:
Bab I    Pendahuluan ( latar belakang,masalah, rumusan masalah, tujuan, teori, dan metodologi(jika penelitian)
Bab II   Pembahasan (penjelasan masalah sesuai dengan tujuan)
Bab III  Penutup (simpulan,saran)

Skripsi adalah karangan ilmiah berupa laporan penelitian sebagai tugas khir untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di perguruan tinggi.Skripsi adalah karangan ilmiah yang menguraikan suatu masaah yang didukung oleh data dan fakta empiris-objektif. Secara fisik, dibuat minimal sekitar 50 halaman. Jadi, penyusunan bab skripsi tersebut adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah ,  rumusan  masalah pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitin)
Bab II  Landasan Teoretis (kajian teori, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual)
Bab III Metodologi (jenis penelitian, objek dan data penelitian, populasi dan  sampel,instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik penganalisisan data.)
Bab  IV  Pembahasan (deskripsi data, analisis data, dan pembahasan)
Bab V      Penutup (simpulan dan saran, dan atau implikasi)

2.1.4        Tesis
            Tesis adalah karangan ilmiah berupa laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar magister (S2) di perguruan tinggi. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang menguas masalah ( yang analisisnya lebih mendalam dibandingkan skripsi) dan didukung oleh data dan fakta empiris-objektif , baik berdasarkan penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan.
            Secara fisik, tesis dibuat minimal sekitar 100 halaman. Sama dengan penyusunan skripsi, tesis ditulis dalam lima bab yaitu bab I (Pendahuluan), bab II (Landasan Teoretis), bab III (Metodologi), bab IV (Pembahasan), bab V (Penutup). Isi dan penyusunan skripsi yang telah dijelaskan di atas.

2.1.5         Disertasi
            Disertasi adalah laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar doktor (S3) di perguruan tinggi (bandingkan dengan Arifin, 1998:2-3).Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengupas masalah untuk mengemukakan suatu dalil berdasarkan data dan fakta empiris-objektif yang sahih dan analisis yang rinci. Secara fisik, disertasi minimal sekitar 200 halaman.Sama dengan penyusunan skripsi dan tesis.

2.1.6        Artikel Ilmiah
           Artikel ilmiah dipandang sebagai karangan yang telah memiliki kualitas ilmiah.Artikel ilmiah merupakan karangn singkat (antara 20-30 halaman) yang dapat disusun berdasarkan laporan penelitian, dan atau dari studi kepustakaan

2.2 Hakikat Karangan Ilmiah
          Karangan ilmiah adalah karangan yang disusun dengan mengikuti metode ilmiah untuk mengorganisasikan dan mengkomunikasikan gagasan dengan cara berfikir konseptual dan procedural (bandingkan dengan Arifin,1998:1). Brotowidjoyo (dalam Arifin, 1998:1) karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
    Syarat syarat karangan ilmiah Brotowidjoyo (dalam Utorodewo, 2001:11)
1.      Karangan (karya) ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2.      Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak rekaan.
3.      Disusun secara sistematis dan setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan procedural.
4.      Menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan induktif yang mendorong pembaca untuk menarik simpulan.
5.      Mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
6.      Ditulis secara tulis, yaitu hanya mengandung kebenaran faktual, tidak memanupulasi data, dan tidak bersifat emotif.
7.      Bersifat ekspositoris.
Johanes (1981) mengemukakan ciri-ciri ragam bahasa (Indonesia) ilmiah:
1.      Nada ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif.
2.      Lazim menggunakan titik pandang orang ketiga dan ragam pasif.
3.      Titik pandang nahu(gramatik) bersifat konsisten.
4.      Ragam bahasa ilmiah menggunakan istilah khusus dengan makna khusus.
5.      Tingkat formalitas ragam bahasa ilmiah berada pada tingkat resmi.
6.      Bentuk wacananya adalah pemaparan(ekspositori), bukan argumentasi, deskripsi, maupun narasi.
7.      Gasasan diungkapkan dengan lengkap,jelas,ringkas, dan tepat.
8.      Dihindari penggunaan unsure bahasa using,kolot,dan basi.
9.      Dihindari ungkapan-ungkapan yang ekstrim an emosional.
10.  Dihindari kata-kata yang mubazir.
11.  Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat.
12.  Ragam bahasa ilmiah digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan pikiran dan bukan dengan perasaan.
13.  Panjang kalimat ragam bahasa ilmiah sedang.
14.  Penggunaan majas dalam ragam bahasa ilmiah sangat terbatas.
15.  Ragam bahasa ilmiah yang lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar, dan tabel.
16.   Dalam ragam bahasa ilmiah diutamakan penggunaan unsur mekanis secara tepat.
Berkaitan dengan ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam karangan ilmiah, Basuki (2002:75) menggunakan tujuh dari ragam bahasa di antaranya adalah:
1.      Bahasa ilmiah berciri cendekia. Bahwa bahasa ilmiah harus bersifat logis.
2.      Bahasa ilmiah berciri lugas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan gagasan/pernyataan secara langsung dan tepat.
3.      Bahasa ilmiah berciri jelas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan gagasan dan maksud penulis dengan jelas.
4.      Bahasa ilmiah berciri formal. Bahwa bahsa ilmiah harus menggunakan kata, istilah, frasa, dan kalimat yang formal.
5.      Bahasa ilmiah berciri objektif. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan permasalahan, data, fakta, dan temuan secara objektif.
6.      Bahasa ilmiah berciri konsisten. Bahwa bahasa ilmiah harus menggunakan kata, istilah, tanda baca, lambang, singkatan yang sesuai dengan kaidah , dan konsisten.
7.      Bahasa ilmiah berciri ringkas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan permasalahan secara ringkas dan padat.
2.3 Fisik Karangan Ilmiah
Penjelasan fisik karangan ilmiah.
1.      Ukuran kertas karangan ilmiah lazim menggunakan jenis kertas HVS warna putih dengan ukuran A4 yakni 21 cm x 29,7 cm.
2.      Huruf dan spasi dalam karangan ilmiah lazim menggunakan huruf Times New Roman 12.
3.      Ukuran margin karangan ilmiah pada umumnya adalah margin kiri dan atas halaman 4 cm, sedangkan margin kanan dan bawah adalah 3 cm.
4.      Penomoran halaman di dalam karangan ilmiah untuk bab isi hingga bagian paling akhir digunakan angka Arab, seperti 1,2,3,…, dan nomor halaman untuk kata pengantar sampai daftar gambar digunakan angka Romawi kecil, seperti i, ii, iii,…..
5.      Judul tabel dalam karangan ilmiah lazim diletakkan di bagian atas tabel.
6.      Judul gambar dan bagan dalam karangan ilmiah lazim diletakkan di bagian bawah gamba dan bagan.
7.      Penomoran bab dan subbab dalam karangan ilmiah ada dua macam.

2.4 Pengacuan Karangan Ilmiah
         Dalam penyusunan Karangan ilmiah, pengacuan dari pendapat orang lain perlu digunakan. Pendapat orang lain yang diacu berupa pendapat yang terdapat dalam sumber tulis, seperti buku, jurnal, dan makalah seminar.
Beberapa persoalan pengacuan yang sering ditemukan di dalam karangan ilmiah adalah sebagai berikut.
1.      Karangan ilmiah memiliki  banyak acuan, tetapi tidak ditemukan sumber acuannya dalam daftar pustaka.
2.      Karangan ilmiah memiliki sedikit acuan, tetapi sumber acuannya banyak ditemukan dalam daftar pustaka.
3.      Karangan ilmiah memiliki acuan, tetapi tidak ditemukan tahun dan halaman sumber acuan dalam karangan ilmiah tersebut.
Sehubungan dengan itu, Ibnu (2002:19) mengatakan bahwa bahan rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar dirujuk dalam tubuh karangan ilmiah dan sebaiknya semua rujukan yang telah disebutkan dalam karangan ilmiah harus tercatat di dalam daftar rujukan.


2.4.1        Hakikat Pengacuan dalam Karangan Ilmiah
             Pengacuan dilakukan untuk menjelaskan landasan berfikir dan untuk pembuktian argumen (Hidayat, 2001:61). Keterkaitan pemikiran ilmiah para ahli melalui karangan ilmiah itulah yang akan menghasilkan karangan ilmiah baru yang kuat dan berkualitas.
2.4.2   Sumber Acuan dalam Tulisan.
 Patokan memilih sumber acuan  antara lain:
a.       Gunakan sumber acuan ilmiah tulis.
b.      Gunakan sumber acuan yang relative baru sesuai dengan permasalahan.
c.       Utamakanlah atau perbanyaklah sumber acuan dari jurnal ilmiah dibandingkan dengan buku teks.
d.      Utamakan penggunaan sumber acuan pertama.
e.       Hindari penggunaan sumber acuan kedua apalagi yang ketiga.
f.       Hindari sumber acuan yang relatif lama.
g.      Hindari sumber acuan dari sumber lisan.
h.      Jika sumber acuan lisan harus diperlukan narasumber.

2.4.3        Cara Pengacuan
Mengutip secara langsung.
a.       Penulisan kutipan langsung yang pendek.
b.      Penulisan kutipan langsung yang panjang.
c.       Mengutip secara tidak langsung.




2.5  Penulisan Daftar Pustaka

Secara umum dalam karangan ilmiah, urutan unsur dalam penulisan daftar pustaka adalah
·         Nama pengarang ditulis dengan nama akhir diikuti koma dan nama awal tanpa gelar.
·         Tahun penerbitan.
·         Judul termasuk subjudul.
Aturan-aturan yang berlaku dalam penulisan daftar pustaka sebagai berkut.
Ø  Gelar akademik dan gelar keagamaan yang terdapat pada nama pengarang tidak dicantumkan.
Ø  Urutan sumber ilmiah sebagai sumber rujukan ditulis berdasarkan urutan alfabet nama ( nama akhir pengarang).
Ø  Urutan antara empat unsur di atas dan di akhir unsure keempat diberi tanda titik.
Ø  Buku-buku yang ditulis oleh pengarang yang sama, penulisannya adalah dengan mengulang nama pengarang tersebut atau dengan variasi lain cukup dengan member garis sepanjang tab.
Ø  Buku-buku yang ditulis oleh pengarang yang sama dengan tahun yang sama ditulis dengan member kode a, b, c,  dst, di akhir tahun sesuai dengan yang tercantum dalam teks.
Ø  Judul buku umumnya ditulis miring dan huruf awal ditulis capital kecuali awal kata depan.
Ø  Penulisan judul makalah dan bahan ilmiah yang tidak diterbitkan adalah ditulis di antara tanda petik.
Ø  Tahun terbitan selain ditulis di antara titik, variasi lainnya adalah dengan menuliskan tahun terbitan di dalam kurung.

2.5.1        Buku sebagai Sumber Rujukan
            Buku yang memiliki editor karena ditulis oleh banyak pengarang, aturan penulisannya sama seperti rujukan dari buku, tetapi ditambah dengan tulisan (Ed) atau (Eds) untuk editor lebih dari satu. Variasi lainnya adalah dengan tulisan                        ( Editor).
            Artikel yang dimuat di dalam buku yang berupa kumpulan artikel ( analogi ), maka penulisan daftar pustakannya adalah (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul artikel ditulis di antara tanda petik, (4) kata Dalam yang diikuti nama editor dan singkatan  (Ed); diikuti judul buku (antologi) dengan tulisan miring dan variasi lain diikuti halaman penulisan artikel dalam buku, (5) tempat terbitan diikuti titik dua dan nama penerbit.
Daftar pustaka untuk beberapa buku tersebut yang disusun secara alfabetis adalah seperti berikut.
Adnan, M. Fachri (Ed). 2010. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Padang:       
UNP Press.

Alwi, Hasan dkk.2009.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Bloomfield, Leonard. 1995. Bahasa (Terjemahan I. Sutikno). Jakarta: Gramedia.

Faizah AR, Hasnah. 2003. “Konstruksi Objek dalam Bahasa Melayu Riau”. Dalam
Hasanuddin WS dan Ermanto  (Eds). 70TahunProf . Dr. Amir Hakim Usman: 
Pelangi Bahasa. Padang: UNP Press.

2.5.2        Artikel dalam Jurnal sebagai Rujukan
               Penulisan daftrar pustaka dari artikel yang terdapat di dalam jurnal ilmiah diawali dangan membuat nama penulis artikel, tahun terbit, judul artikel (ditulis di antara tanda petik), nama jurnal ( ditulis miring), dan diikuti volume dan nomor jurnal. Hal itu dapat dilihat seperti contoh berikut.
Ermanto dan Desri Atmaja. 2003. ”Perguruan Metode Silabel untuk Peningkatan                                               Kemampuan Membaca Permulaan Murid Kelas 1 SDN 33 Rawang Barat, Kota      Padang”.Jurnal Pembelajaran Nomor 03, Tahun 26, September 2003.
2.5.3  Laporan Penelitian, Skripsi, Disertasi, Buku Ajar yang Belum Diterbitkan sebagai Sumber Rujukan
                Versi 1
                  Ermanto.2001. Berita dan Fotografi. Buku Ajar Padang: FBSS UNP.
Ermanto. 2002.  Profil Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di  SLTP Kota     Padang. Laporan Penelitian. Padang: FBSS UNP.
Ermanto dan Abdurahman. 2003. Karakteristik Kebahasaan Tulisan Jurnalistik dalam Surat Kabar Kompas. Laporan Penelitian Padang: FBSS UNP.

              Versi 2
              Ermanto. 2001. “Berita dan Fotografi” . Buku Ajar. Padang: FBSS UNP.
              Ermanto. 2002. “Profi Pmbelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SLTP Kota
Padang”Laporan Penelitian. Pdang: FBSS UNP.


2.5.4        Makalah Seminar sebagai Sumber Rujukan
            Penulisan daftar pustaka dari makalah seminar diawali nama pengarang, tahun, judul makalah, diikuti Makalah disajikan dalam.......(nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal-bulannya).
Contoh
Ermanto. 2003. Kekerabatan Etnis Minangkabau, Kerinci, dan Mentawai: Ditinjau dari Linguistik Historis Komparatif. Makalah disajikan dalam Konferensi Linguistik Tahunan Atmajaya I, Unika Atmajaya, Jakarta, 17-18 Februari.

2.5.5        Rujukan Diambil melalui Internet
              Penulisan daftar pustakanya diawali dengan nama pengarang, tahun, judul buku atau judul artikel yang diikuti nama jurnaldan volume,ditambah kata (Online) dalam kurung dan alamat elektronis sumber rujukan disertai dengan keterangan kapan diakses di antara tanda kurung. Hal itu seperti berikut ini.
Grifftih, A.I. 1995. “Coordinating Family and School: Monthering for schooling. “Education Policy AnalysisArchives Vol. 3 No. 1 ,(Online),(http:)/
/olam.ed.asu.edu/ epaa /,  diakss 12 Februari 1997).

          Jika keseluruhan sumber ilmiah di atas dirujuk di dalam karangan ilmiah, bentuk daftar pustakanya adalah sabagai berikut.
2.5.6        Daftar Pustaka
Adnan, M. Fachri (Ed). 2010. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Padng:  UNP Press.
Alwi, Hasan dkk. 2009. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ermanto. 2003. Kekerabatan Etnis Minangkabau, Kerinci, dan Mentawai:Ditinjau dari Linguistik   Historis Komparatif. Makalah disajikan dalam Konferensi Linguistik Tahunan Atmajaya I, Unika Atmajaya, Jakarta, 17-18 Februari.
Ermanto dan Abdurahman. 2003. “Karakteristik Kebahasaan TulisanJurnalistik dalam Surat  Kabar Kompas”. Laporan Penelitian. Padang: FBSS UNP.
Griffith, A.I. 1995. “Coordinating Family and School: Mothering for Schooling”. Education  Policy Analysis Archives Vol. 3 No. 1, (Online),(http:/ / olam.ed.asu.edu/ epaa/ diakses 12 Februari 1997)
Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 5 No.4, (Online),   (http:/ / www.malang.ac.id,   diakses 20 Januari 2000).
Selain contoh penulisan daftar pustaka di atas, contoh lain daftar pustaka yang topik bahasannya sejenis adalah sebagai berikut:
2.5.7  Daftar Pustaka
Abdullah, Yanuar. 1992. Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktik. Padang:     Angkasa  Raya.
Jaya, MS. Sukma. 1991. Bahasa Jurnalistik. Makalah Latihan Jurnalistik untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi dan Pemuda Se-Kodya Padang di selenggarakanPMII  Cab. Padang, tanggal 17-19 Mei 1991.
Koesworo, FX dkk. Dibalik Tugas Kuli Tinta. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Semi, M. Atar. 1995. Teknik Menulis Berita danFeutures Bandung: Mungantara.
SK. Patmoko. Teknik Jurnalistik. Jakarta:BPK Gunumg Mulia.
2.6      Penulisan Catatan Kaki

  Dilihat dari segi isinya,catatan kaki (footnote) dibedakan atas dua macam sebagai berikut.
a.       Catatan kaki yang berisi referensi.
b.      Catatan kaki berisi keterangan tambahan.

2.6.1        Fungsi Catatan Kaki

Fungsi catatan kaki yang berupa referansi adalah sebagai berikut.
a.       Pengakuan akan sumber informasi.
b.      Pemberian dukungan argumentasi atau pembuktian.
c.       Pembuktiian kutipan naskah
d.      Penunjukan kejujuran intelektulual. (Bandingkan dengan Widjono Hs., 2005:67-69)

Fungsi catatan kaki yang berupa keteranagan tambahan adalah sebagai berikut.
a.       Memberikan penjelasan tambahan.
b.      Memberikan penjelasan konsep, istilah, defenisi, dsb..(Bandingkan dengan Widjono Hs., 2005:67-69)


2.6.2  Cara Penulisan Catatan Kaki
  Cara penulisan catatan kaki dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.

a.       Catatan kaki ditulis di bagian bawah halaman tempat materi kutipan atau materi pernyataan itu.
b.      Catatan kaki ditulis satu spasidengan ukuran huruf 10.
c.       Catatan kaki diberi nomor secara berurutan dalam setiap bab.
d.      Urutan sumber referensi yang terbentuk catatan kaki adalah nama pngarang yang sesuai dengan buku ( tanpa dibalik) diikuti koma; judul karangan dicetak miring diikuti koma;kota penerbit diikuti titik dua dan nama penerbit diikuti komadan tahun terbit (ditulis dalamtanda kurung) dan diikutu koma; nomor halaman materi kutian ( ditulis halaman... atau hlm........atau h..) diakhiri dengan titik.
e.       Catatan kaki yang berisi keteranagn tambahan ditulis penjelasan untuk kalimat atau kata yang dijelaskan.
f.       Jika kutipan itu sama sumbernya dengan kutipan sebelumnya, cukup ditulis Ibid (sumber dan halamannya sama ) atau Ibid hlm..... (sumber sama dan halamannya bebeda).
g.      Jika kutipan itu sumbernya dan halamannya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh satu kutipan ari sumber lain, cukup ditulis Loc cit.
h.      Jika sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh satu kuipandari sumber lain, cukup ditulis Op cit hlm....
i.        Jika kutipan itu sumbernya sama dengankutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh beberapa kutipan dari sumber laincukup ditulis nama pengarang yang diikuti tana koma dan Op cit hlm......
j.        Jika kutipan itu sama sumbernya dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh beberapa kutipan dari sumber lain dengan pengrang yang sama, cukup ditulis nama pengarang yang diikuti tanda koma; judul buku yang diikuti tanda koma;dan Op cit hlm....

2.7      Penulisan abstrak dan Ringkasan Penelitian

2.7.1        Penulisan Abstrak Penelitian
Aturan penulisan abstrak penelitian adalah sebagai berikut:
a.       Abstrak diketik 1 spasi
b.      Panjangnya 1 halaman
c.       Lazimnya terdiri atas 3-4 paragraf
d.      Paragraf 1 berisi masalah dan atau rumusan masalah
e.       Paragraf 2 berisi tujuan penelitian
f.       Paragraf 3 berisi metode penelitian
g.      Paragraf 4 berisi temuan penelitian

2.7.2        Penulisan Ringkasan Penelitian
Aturan penulisan ringkasan penelitian adalah sebagai berikut:
a.       Ringkasan diketik 2 spasi
b.      Panjangnya 15-20 halaman
c.       Isinya 4-5 bab
d.      Bab 1 berisi pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian)
e.       Bab 2 berisi kajian teori
f.       Bab 3 berisi berisi metode penelitian
g.      Bab 4 berisi berisi temuan penelitian
h.      Bab 5 berisi penutup


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
       Berdasarkan Pembahasan yang telah penulis susun, diperoleh kesimpulan bahwa, dalam penyusunan karangan ilmiah, sebuah karangan ilmiah terdapat enam bagian, yaitu:
1.       Wujud karangan ilmiah terdiri dari : makalah, laporan Praktik, tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel Ilmiah.
2.      Hakikat karangan ilmiah terdiri dari pengertian, syarat, dan ciri-ciri karangan ilmiah.
3.      Fisik karangan ilmiah, dapat dilihat dari segi ukuran kertas (A4), jenis huruf (Times New Roman), besar huruf (12), margin, penomoran halaman, letak judul tabel, letak judul gambar dan bagan, penomoran bab dan subbab.
4.      Pengacuan karangan ilmiah, dalam penyusunan Karangan ilmiah, pengacuan dari pendapat orang lain perlu digunakan. Pendapat orang lain yang diacu berupa pendapat yang terdapat dalam sumber tulis, seperti buku, jurnal, dan makalah seminar. Pengacuan karangan ilmiah dapat dilakukan dengan melakukan pengutipan.
5.      Penulisan daftar Pustaka, dalam daftar pustaka terdapat sumber bahan ilmiah yang dirujuk, seperti buku, makalah, artikel, laporan penelitian, baik dikutip secara langsung maupun tidak langsung.




3.2  Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan sesuai dengan  isi makalah adalah sebagai berikut:
1.      Bagi Dosen Pembimbing, diharapkan dapat memberi pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa mengenai penyusunan karangan ilmiah yang benar menurut aturan yang telah ditentukan.
2.      Bagi Mahasiswa,  diharapkan agar lebih memahami bagian-bagian dari karangan ilmiah, sertaa diharapkan dapat membuat suatu karangan ilmiah yang benar sesuai aturan yang telah ditetapkan.
3.      Bagi Penulis, Penulis mengharapkan pembaca dapat melengkapi dan memberikan kritik serta saran yang bersifat dapat menyempurnakan makalah ini.


Comments