BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan terus berkembangnya zaman dan teknologi, penyusunan karya ilmiah sangat
membawa banyak dampak positif, terutama dibidang pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena
bagaimana yang kita ketahui sekarang diperguruan tinggi sudah mempraktekkan
membuat suatu karangan ilmiah, bahkan diperguruan tinggi membuat karangan
ilmiah sangat di wajibkan dalam menyelesaikan tugas akhir para calon-calon
sarjana. Maka pembahasan tentang penyusunan karangan ilmiah akan dilakukan
dengan menelaah jauh tentang wujud karangan ilmiah, hakikat karangan ilmiah,
fisik karangan ilmiah, pengacuan karangan ilmiah, penulisan daftar pustaka,
penulisan catatan kaki, penulisan abstrak, dan ringkasan penelitian, cara
menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
(1)
Apa saja wujud karangan ilmiah?
(2)
Bagaimana hakikat karangan ilmiah?
(3)
Apa saja fisik karangan ilmiah?
(4)
Apa yang dimaksud pengacuan karangan
ilmiah?
(5)
Bagaimana penulisan daftar pustaka?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah ,
tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan:
(1)
Apa saja wujud karangan ilmiah?
(2)
Bagaimana hakikat karangan ilmiah?
(3)
Apa saja fisik karangan ilmiah?
(4)
Apa yang dimaksud pengacuan karangan
ilmiah?
(5)
Bagaimana penulisan daftar pustaka?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Wujud Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa , baik sarjana maupun pascasarjana banyak
jenisnya, seperti makalah, laporan praktik, skripsi (tugas akhir), tesis,
disertasi, dan artikel jurnal. Laporan praktik dibuat berdasarkan hasil
kegiatan praktik, baik praktik di laboratorium maupun praktik di lapangan.
Beberapa
bentuk karangan ilmiah tersebut dijelaskan berikut ini:
2.1.1 Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah
yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data lapangan yang
bersifat empiris-objektif.Makalah pada masa lalu sering juga disebut dengan
kertas kerja.
Dilihat dari segi fisiknya, makalah
lazim dibuat sebanyak 15-30 halaman. Makalah lazim ditulis sebanyak minimal
tiga bab. Jika terdiri atas tiga bab, penyusunan makalah tersebut atas bab 1
(Pendahuluan),bab II (Pembahasan), dan bab III (Penutup).
Dalam bab pendahuluan (Bab I)dikemukakan
latar belakang,masalah,rumusan masalah, dan tujuan. Dalam bab pembahasan (Bab
II) dikemukakan uraian tentang penjelasan sesuai dengan tujuan yang terdapat
dalam bab pertama. Dalam bab penutup (Bab III)
dikemukakan simpulan dan atau saran. Jadi, penyusunan bab makalah tersebut
adalah seperti berikut:
Bab 1 Pendahuluan ( latar belakang , masalah,
rumusan masalah,dan tujuan)
Bab II Pembahasan (isinya sesuai jumlah tujuan)
Bab III
Penutup (simpulan,saran)
2.1.2 Laporan Praktik
Laporan praktik merupakan karangan
ilmiah yang isinya adalah pembahasan hasil kerja praktik, baik hasil praktik di
laboratorium maupun hasil praktik di lapangan. Isi laporan praktik adalah
laporan kerja praktik yang berkaitan
dengan permasalahan, prosedur, hasil/temuan, dan simpulan. Secara fisik tugas
akhir ditulis sebanyak 15-30 halaman. Jadi, penyusunan bab laporan praktik terebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuuan (latar belakang, masalah, rumusan
masalah,tujuan, prosedur)
Bab II Pembahasan (hasil praktik sesuai dengan
tujuan)
Bab III Penutup ( simpulan, saran)
2.1.3 Tugas Akhir dan Skripsi
Tugas akhir atau sering juga
disebut dengan laporan akhir adalah karangan ilmiah yang ditulis sebagai suatu
tugas akhir utuk memenuhi sebagian syarat kelulusan paa tingkat
akademi/diploma.Karangan ilmiah konseptual artinya karangan ditulis secara
konseptual baerdasarkan buku-buku. Secara fisik, tugas akhir ditulis sebanyak
30-50 halaman. Jadi, penyusunan bab tugas akhir tersebut adalah sebgai berikut:
Bab I
Pendahuluan ( latar belakang,masalah, rumusan masalah, tujuan, teori,
dan metodologi(jika penelitian)
Bab II Pembahasan (penjelasan masalah sesuai dengan
tujuan)
Bab III
Penutup (simpulan,saran)
Skripsi adalah karangan ilmiah
berupa laporan penelitian sebagai tugas khir untuk memperoleh gelar sarjana
(S1) di perguruan tinggi.Skripsi adalah karangan ilmiah yang menguraikan suatu
masaah yang didukung oleh data dan fakta empiris-objektif. Secara fisik, dibuat
minimal sekitar 50 halaman. Jadi, penyusunan bab skripsi tersebut adalah
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan (latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah , rumusan masalah pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitin)
Bab II Landasan Teoretis (kajian teori, penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual)
Bab III Metodologi
(jenis penelitian, objek dan data penelitian, populasi dan sampel,instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik penganalisisan data.)
Bab IV Pembahasan (deskripsi data, analisis data,
dan pembahasan)
Bab V
Penutup (simpulan dan saran, dan atau implikasi)
2.1.4
Tesis
Tesis
adalah karangan ilmiah berupa laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk
memperoleh gelar magister (S2) di perguruan tinggi. Tesis adalah karya tulis
ilmiah yang menguas masalah ( yang analisisnya lebih mendalam dibandingkan
skripsi) dan didukung oleh data dan fakta empiris-objektif , baik berdasarkan
penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan.
Secara
fisik, tesis dibuat minimal sekitar 100 halaman. Sama dengan penyusunan
skripsi, tesis ditulis dalam lima bab yaitu bab I (Pendahuluan), bab II
(Landasan Teoretis), bab III (Metodologi), bab IV (Pembahasan), bab V
(Penutup). Isi dan penyusunan skripsi yang telah dijelaskan di atas.
2.1.5
Disertasi
Disertasi
adalah laporan penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar doktor
(S3) di perguruan tinggi (bandingkan dengan Arifin, 1998:2-3).Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengupas masalah untuk mengemukakan suatu dalil
berdasarkan data dan fakta empiris-objektif yang sahih dan analisis yang rinci.
Secara fisik, disertasi minimal sekitar 200 halaman.Sama dengan penyusunan
skripsi dan tesis.
2.1.6
Artikel
Ilmiah
Artikel ilmiah dipandang sebagai
karangan yang telah memiliki kualitas ilmiah.Artikel ilmiah merupakan karangn
singkat (antara 20-30 halaman) yang dapat disusun berdasarkan laporan
penelitian, dan atau dari studi kepustakaan
2.2
Hakikat Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang
disusun dengan mengikuti metode ilmiah untuk mengorganisasikan dan
mengkomunikasikan gagasan dengan cara berfikir konseptual dan procedural
(bandingkan dengan Arifin,1998:1). Brotowidjoyo (dalam Arifin, 1998:1) karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Syarat syarat karangan ilmiah
Brotowidjoyo (dalam Utorodewo, 2001:11)
1. Karangan
(karya) ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan
aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2.
Ditulis secara cermat, tepat, benar,
jujur, dan tidak rekaan.
3.
Disusun secara sistematis dan setiap
langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan procedural.
4.
Menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan
pemahaman dan alasan induktif yang mendorong pembaca untuk menarik simpulan.
5.
Mengandung pandangan yang disertai
dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
6.
Ditulis secara tulis, yaitu hanya
mengandung kebenaran faktual, tidak memanupulasi data, dan tidak bersifat
emotif.
7. Bersifat
ekspositoris.
Johanes (1981) mengemukakan
ciri-ciri ragam bahasa (Indonesia) ilmiah:
1. Nada
ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif.
2.
Lazim menggunakan titik pandang orang
ketiga dan ragam pasif.
3.
Titik pandang nahu(gramatik) bersifat
konsisten.
4.
Ragam bahasa ilmiah menggunakan istilah
khusus dengan makna khusus.
5.
Tingkat formalitas ragam bahasa ilmiah
berada pada tingkat resmi.
6.
Bentuk wacananya adalah
pemaparan(ekspositori), bukan argumentasi, deskripsi, maupun narasi.
7.
Gasasan diungkapkan dengan
lengkap,jelas,ringkas, dan tepat.
8.
Dihindari penggunaan unsure bahasa using,kolot,dan
basi.
9.
Dihindari ungkapan-ungkapan yang ekstrim
an emosional.
10.
Dihindari kata-kata yang mubazir.
11.
Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat.
12.
Ragam bahasa ilmiah digunakan sebagai
alat berkomunikasi dengan pikiran dan bukan dengan perasaan.
13.
Panjang kalimat ragam bahasa ilmiah
sedang.
14.
Penggunaan majas dalam ragam bahasa
ilmiah sangat terbatas.
15.
Ragam bahasa ilmiah yang lazim
dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar, dan tabel.
16. Dalam ragam bahasa ilmiah diutamakan
penggunaan unsur mekanis secara tepat.
Berkaitan dengan ragam
bahasa ilmiah yang digunakan dalam karangan ilmiah, Basuki (2002:75)
menggunakan tujuh dari ragam bahasa di antaranya adalah:
1. Bahasa
ilmiah berciri cendekia. Bahwa bahasa ilmiah harus bersifat logis.
2. Bahasa
ilmiah berciri lugas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan
gagasan/pernyataan secara langsung dan tepat.
3. Bahasa
ilmiah berciri jelas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan gagasan dan
maksud penulis dengan jelas.
4. Bahasa
ilmiah berciri formal. Bahwa bahsa ilmiah harus menggunakan kata, istilah,
frasa, dan kalimat yang formal.
5. Bahasa
ilmiah berciri objektif. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan permasalahan,
data, fakta, dan temuan secara objektif.
6. Bahasa
ilmiah berciri konsisten. Bahwa bahasa ilmiah harus menggunakan kata, istilah,
tanda baca, lambang, singkatan yang sesuai dengan kaidah , dan konsisten.
7. Bahasa
ilmiah berciri ringkas. Bahwa bahasa ilmiah harus mengungkapkan permasalahan
secara ringkas dan padat.
2.3
Fisik Karangan Ilmiah
Penjelasan fisik karangan ilmiah.
1. Ukuran
kertas karangan ilmiah lazim menggunakan jenis kertas HVS warna putih dengan
ukuran A4 yakni 21 cm x 29,7 cm.
2.
Huruf dan spasi dalam karangan ilmiah
lazim menggunakan huruf Times New Roman
12.
3.
Ukuran margin karangan ilmiah pada
umumnya adalah margin kiri dan atas halaman 4 cm, sedangkan margin kanan dan
bawah adalah 3 cm.
4.
Penomoran halaman di dalam karangan
ilmiah untuk bab isi hingga bagian paling akhir digunakan angka Arab, seperti
1,2,3,…, dan nomor halaman untuk kata pengantar sampai daftar gambar digunakan
angka Romawi kecil, seperti i, ii, iii,…..
5.
Judul tabel dalam karangan ilmiah lazim
diletakkan di bagian atas tabel.
6.
Judul gambar dan bagan dalam karangan
ilmiah lazim diletakkan di bagian bawah gamba dan bagan.
7. Penomoran
bab dan subbab dalam karangan ilmiah ada dua macam.
2.4 Pengacuan Karangan Ilmiah
Dalam penyusunan Karangan ilmiah,
pengacuan dari pendapat orang lain perlu digunakan. Pendapat orang lain yang
diacu berupa pendapat yang terdapat dalam sumber tulis, seperti buku, jurnal,
dan makalah seminar.
Beberapa persoalan pengacuan yang
sering ditemukan di dalam karangan ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Karangan
ilmiah memiliki banyak acuan, tetapi
tidak ditemukan sumber acuannya dalam daftar pustaka.
2. Karangan
ilmiah memiliki sedikit acuan, tetapi sumber acuannya banyak ditemukan dalam
daftar pustaka.
3. Karangan
ilmiah memiliki acuan, tetapi tidak ditemukan tahun dan halaman sumber acuan
dalam karangan ilmiah tersebut.
Sehubungan dengan itu, Ibnu
(2002:19) mengatakan bahwa bahan rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan
hanya yang benar-benar dirujuk dalam tubuh karangan ilmiah dan sebaiknya semua
rujukan yang telah disebutkan dalam karangan ilmiah harus tercatat di dalam
daftar rujukan.
2.4.1
Hakikat
Pengacuan dalam Karangan Ilmiah
Pengacuan dilakukan untuk
menjelaskan landasan berfikir dan untuk pembuktian argumen (Hidayat, 2001:61).
Keterkaitan pemikiran ilmiah para ahli melalui karangan ilmiah itulah yang akan
menghasilkan karangan ilmiah baru yang kuat dan berkualitas.
2.4.2 Sumber
Acuan dalam Tulisan.
Patokan memilih sumber acuan antara lain:
a. Gunakan
sumber acuan ilmiah tulis.
b. Gunakan
sumber acuan yang relative baru sesuai dengan permasalahan.
c. Utamakanlah
atau perbanyaklah sumber acuan dari jurnal ilmiah dibandingkan dengan buku
teks.
d. Utamakan
penggunaan sumber acuan pertama.
e. Hindari
penggunaan sumber acuan kedua apalagi yang ketiga.
f. Hindari
sumber acuan yang relatif lama.
g. Hindari
sumber acuan dari sumber lisan.
h. Jika
sumber acuan lisan harus diperlukan narasumber.
2.4.3
Cara
Pengacuan
Mengutip secara
langsung.
a. Penulisan
kutipan langsung yang pendek.
b. Penulisan
kutipan langsung yang panjang.
c. Mengutip
secara tidak langsung.
2.5 Penulisan Daftar Pustaka
Secara umum dalam karangan ilmiah, urutan unsur
dalam penulisan daftar pustaka adalah
·
Nama pengarang ditulis dengan nama akhir
diikuti koma dan nama awal tanpa gelar.
·
Tahun penerbitan.
·
Judul termasuk subjudul.
Aturan-aturan yang berlaku dalam
penulisan daftar pustaka sebagai berkut.
Ø Gelar
akademik dan gelar keagamaan yang terdapat pada nama pengarang tidak
dicantumkan.
Ø Urutan
sumber ilmiah sebagai sumber rujukan ditulis berdasarkan urutan alfabet nama (
nama akhir pengarang).
Ø Urutan
antara empat unsur di atas dan di akhir unsure keempat diberi tanda titik.
Ø Buku-buku
yang ditulis oleh pengarang yang sama, penulisannya adalah dengan mengulang
nama pengarang tersebut atau dengan variasi lain cukup dengan member garis
sepanjang tab.
Ø Buku-buku
yang ditulis oleh pengarang yang sama dengan tahun yang sama ditulis dengan
member kode a, b, c, dst, di akhir tahun
sesuai dengan yang tercantum dalam teks.
Ø Judul
buku umumnya ditulis miring dan huruf awal ditulis capital kecuali awal kata
depan.
Ø Penulisan
judul makalah dan bahan ilmiah yang tidak diterbitkan adalah ditulis di antara
tanda petik.
Ø Tahun
terbitan selain ditulis di antara titik, variasi lainnya adalah dengan
menuliskan tahun terbitan di dalam kurung.
2.5.1
Buku
sebagai Sumber Rujukan
Buku
yang memiliki editor karena ditulis oleh banyak pengarang, aturan penulisannya
sama seperti rujukan dari buku, tetapi ditambah dengan tulisan (Ed) atau (Eds) untuk editor lebih dari satu. Variasi lainnya adalah dengan
tulisan ( Editor).
Artikel yang
dimuat di dalam buku yang berupa kumpulan artikel ( analogi ), maka penulisan
daftar pustakannya adalah (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul
artikel ditulis di antara tanda petik, (4) kata Dalam yang diikuti nama editor dan singkatan (Ed); diikuti judul buku (antologi) dengan
tulisan miring dan variasi lain diikuti halaman penulisan artikel dalam buku,
(5) tempat terbitan diikuti titik dua dan nama penerbit.
Daftar pustaka untuk beberapa buku
tersebut yang disusun secara alfabetis adalah seperti berikut.
Adnan, M. Fachri (Ed). 2010. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
Padang:
UNP Press.
Alwi, Hasan dkk.2009.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Bloomfield, Leonard.
1995. Bahasa (Terjemahan I. Sutikno).
Jakarta: Gramedia.
Faizah AR, Hasnah.
2003. “Konstruksi Objek dalam Bahasa Melayu Riau”. Dalam
Hasanuddin WS dan
Ermanto (Eds). 70TahunProf . Dr. Amir Hakim Usman:
Pelangi
Bahasa. Padang: UNP Press.
2.5.2
Artikel
dalam Jurnal sebagai Rujukan
Penulisan daftrar pustaka dari artikel yang
terdapat di dalam jurnal ilmiah diawali dangan membuat nama penulis artikel,
tahun terbit, judul artikel (ditulis di antara tanda petik), nama jurnal (
ditulis miring), dan diikuti volume dan nomor jurnal. Hal itu dapat dilihat
seperti contoh berikut.
Ermanto dan Desri Atmaja. 2003.
”Perguruan Metode Silabel untuk Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Murid Kelas 1 SDN 33 Rawang Barat, Kota Padang”.Jurnal Pembelajaran Nomor 03, Tahun 26, September 2003.
2.5.3 Laporan
Penelitian, Skripsi, Disertasi, Buku Ajar yang Belum Diterbitkan sebagai Sumber
Rujukan
Versi 1
Ermanto.2001. Berita dan Fotografi. Buku Ajar
Padang: FBSS UNP.
Ermanto. 2002. Profil Pembelajaran Apresiasi
Sastra Indonesia di SLTP Kota
Padang. Laporan Penelitian. Padang: FBSS UNP.
Ermanto dan Abdurahman. 2003. Karakteristik Kebahasaan Tulisan Jurnalistik
dalam Surat Kabar Kompas. Laporan
Penelitian Padang: FBSS UNP.
Versi 2
Ermanto. 2001. “Berita dan
Fotografi” . Buku Ajar. Padang: FBSS
UNP.
Ermanto. 2002. “Profi Pmbelajaran
Apresiasi Sastra Indonesia di SLTP Kota
Padang”Laporan Penelitian. Pdang: FBSS UNP.
Ermanto dan Abdurahman. 2003.
“Karakteristik Kebahasaan Jurnalistik dalam Surat Kabar Kompas”. Laporan Penelitian.Padang: FBSS UNP.
2.5.4
Makalah
Seminar sebagai Sumber Rujukan
Penulisan daftar
pustaka dari makalah seminar diawali nama pengarang, tahun, judul makalah,
diikuti Makalah disajikan dalam.......(nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal-bulannya).
Contoh
Ermanto. 2003.
Kekerabatan Etnis Minangkabau, Kerinci, dan Mentawai: Ditinjau dari Linguistik
Historis Komparatif. Makalah disajikan dalam Konferensi Linguistik Tahunan
Atmajaya I, Unika Atmajaya, Jakarta, 17-18 Februari.
2.5.5
Rujukan
Diambil melalui Internet
Penulisan
daftar pustakanya diawali dengan nama pengarang, tahun, judul buku atau judul
artikel yang diikuti nama jurnaldan volume,ditambah kata (Online) dalam kurung dan alamat elektronis sumber rujukan disertai
dengan keterangan kapan diakses di antara tanda kurung. Hal itu seperti berikut
ini.
Grifftih, A.I. 1995. “Coordinating
Family and School: Monthering for schooling.
“Education Policy AnalysisArchives Vol. 3 No. 1 ,(Online),(http:)/
/olam.ed.asu.edu/
epaa /, diakss 12
Februari 1997).
Jika keseluruhan sumber ilmiah di
atas dirujuk di dalam karangan ilmiah, bentuk daftar pustakanya adalah sabagai
berikut.
2.5.6
Daftar
Pustaka
Adnan,
M. Fachri (Ed). 2010. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Padng: UNP Press.
Alwi,
Hasan dkk. 2009. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ermanto.
2003. Kekerabatan Etnis Minangkabau,
Kerinci, dan Mentawai:Ditinjau dari Linguistik
Historis Komparatif. Makalah disajikan dalam Konferensi Linguistik
Tahunan Atmajaya I, Unika Atmajaya, Jakarta, 17-18 Februari.
Ermanto
dan Abdurahman. 2003. “Karakteristik Kebahasaan TulisanJurnalistik dalam
Surat Kabar Kompas”. Laporan Penelitian. Padang: FBSS UNP.
Griffith,
A.I. 1995. “Coordinating Family and School: Mothering for Schooling”. Education
Policy Analysis Archives Vol. 3 No. 1, (Online),(http:/ /
olam.ed.asu.edu/ epaa/ diakses 12 Februari 1997)
Kumaidi.
1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 5 No.4,
(Online), (http:/ /
www.malang.ac.id, diakses 20
Januari 2000).
Selain
contoh penulisan daftar pustaka di atas, contoh lain daftar pustaka yang topik
bahasannya sejenis adalah sebagai berikut:
2.5.7 Daftar Pustaka
Abdullah,
Yanuar. 1992. Dasar-dasar Kewartawanan
Teori dan Praktik. Padang:
Angkasa Raya.
Jaya,
MS. Sukma. 1991. Bahasa Jurnalistik.
Makalah Latihan Jurnalistik untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi dan Pemuda Se-Kodya
Padang di selenggarakanPMII Cab. Padang,
tanggal 17-19 Mei 1991.
Koesworo,
FX dkk. Dibalik Tugas Kuli Tinta.
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Semi,
M. Atar. 1995. Teknik Menulis Berita
danFeutures Bandung: Mungantara.
SK.
Patmoko. Teknik Jurnalistik.
Jakarta:BPK Gunumg Mulia.
2.6
Penulisan
Catatan Kaki
Dilihat dari segi isinya,catatan kaki (footnote) dibedakan atas dua macam sebagai berikut.
a. Catatan
kaki yang berisi referensi.
b. Catatan
kaki berisi keterangan tambahan.
2.6.1
Fungsi
Catatan Kaki
Fungsi catatan kaki yang berupa
referansi adalah sebagai berikut.
a. Pengakuan
akan sumber informasi.
b. Pemberian
dukungan argumentasi atau pembuktian.
c. Pembuktiian
kutipan naskah
d. Penunjukan
kejujuran intelektulual. (Bandingkan dengan Widjono Hs., 2005:67-69)
Fungsi catatan kaki yang berupa keteranagan tambahan
adalah sebagai berikut.
a. Memberikan
penjelasan tambahan.
b. Memberikan
penjelasan konsep, istilah, defenisi, dsb..(Bandingkan dengan Widjono Hs.,
2005:67-69)
2.6.2 Cara Penulisan Catatan Kaki
Cara penulisan
catatan kaki dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.
a. Catatan
kaki ditulis di bagian bawah halaman tempat materi kutipan atau materi
pernyataan itu.
b. Catatan
kaki ditulis satu spasidengan ukuran huruf 10.
c. Catatan
kaki diberi nomor secara berurutan dalam setiap bab.
d. Urutan
sumber referensi yang terbentuk catatan kaki adalah nama pngarang yang sesuai
dengan buku ( tanpa dibalik) diikuti koma; judul karangan dicetak miring
diikuti koma;kota penerbit diikuti titik dua dan nama penerbit diikuti komadan tahun
terbit (ditulis dalamtanda kurung) dan diikutu koma; nomor halaman materi
kutian ( ditulis halaman... atau hlm........atau h..) diakhiri dengan titik.
e. Catatan
kaki yang berisi keteranagn tambahan ditulis penjelasan untuk kalimat atau kata
yang dijelaskan.
f. Jika
kutipan itu sama sumbernya dengan kutipan sebelumnya, cukup ditulis Ibid (sumber dan halamannya sama ) atau Ibid hlm..... (sumber sama dan
halamannya bebeda).
g. Jika
kutipan itu sumbernya dan halamannya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi
sudah diselingi oleh satu kutipan ari sumber lain, cukup ditulis Loc cit.
h. Jika
sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh satu
kuipandari sumber lain, cukup ditulis Op
cit hlm....
i.
Jika kutipan itu sumbernya sama
dengankutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh beberapa kutipan dari
sumber laincukup ditulis nama pengarang yang diikuti tana koma dan Op cit hlm......
j.
Jika kutipan itu sama sumbernya dengan
kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh beberapa kutipan dari sumber
lain dengan pengrang yang sama, cukup ditulis nama pengarang yang diikuti tanda
koma; judul buku yang diikuti tanda koma;dan Op cit hlm....
2.7
Penulisan
abstrak dan Ringkasan Penelitian
2.7.1
Penulisan
Abstrak Penelitian
Aturan penulisan abstrak penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Abstrak
diketik 1 spasi
b. Panjangnya
1 halaman
c. Lazimnya
terdiri atas 3-4 paragraf
d. Paragraf
1 berisi masalah dan atau rumusan masalah
e. Paragraf
2 berisi tujuan penelitian
f. Paragraf
3 berisi metode penelitian
g. Paragraf
4 berisi temuan penelitian
2.7.2
Penulisan
Ringkasan Penelitian
Aturan penulisan ringkasan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Ringkasan
diketik 2 spasi
b. Panjangnya
15-20 halaman
c. Isinya
4-5 bab
d. Bab
1 berisi pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian)
e. Bab
2 berisi kajian teori
f. Bab
3 berisi berisi metode penelitian
g. Bab
4 berisi berisi temuan penelitian
h. Bab
5 berisi penutup
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan yang telah
penulis susun, diperoleh kesimpulan bahwa, dalam penyusunan karangan ilmiah,
sebuah karangan ilmiah terdapat enam bagian, yaitu:
1. Wujud karangan ilmiah terdiri dari : makalah,
laporan Praktik, tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi,
Artikel Ilmiah.
2.
Hakikat karangan ilmiah terdiri dari
pengertian, syarat, dan ciri-ciri karangan ilmiah.
3.
Fisik karangan ilmiah, dapat dilihat
dari segi ukuran kertas (A4), jenis huruf (Times
New Roman), besar huruf (12), margin, penomoran halaman, letak judul tabel,
letak judul gambar dan bagan, penomoran bab dan subbab.
4.
Pengacuan karangan ilmiah, dalam
penyusunan Karangan ilmiah, pengacuan dari pendapat orang lain perlu digunakan.
Pendapat orang lain yang diacu berupa pendapat yang terdapat dalam sumber
tulis, seperti buku, jurnal, dan makalah seminar. Pengacuan karangan ilmiah
dapat dilakukan dengan melakukan pengutipan.
5. Penulisan
daftar Pustaka, dalam daftar pustaka terdapat sumber bahan ilmiah yang dirujuk,
seperti buku, makalah, artikel, laporan penelitian, baik dikutip secara
langsung maupun tidak langsung.
3.2 Saran
Saran yang dapat
penulis kemukakan sesuai dengan isi
makalah adalah sebagai berikut:
1. Bagi
Dosen Pembimbing, diharapkan dapat memberi pengarahan dan bimbingan kepada
mahasiswa mengenai penyusunan karangan ilmiah yang benar menurut aturan yang
telah ditentukan.
2. Bagi
Mahasiswa, diharapkan agar lebih
memahami bagian-bagian dari karangan ilmiah, sertaa diharapkan dapat membuat
suatu karangan ilmiah yang benar sesuai aturan yang telah ditetapkan.
3. Bagi
Penulis, Penulis mengharapkan pembaca dapat melengkapi dan memberikan kritik
serta saran yang bersifat dapat menyempurnakan makalah ini.
Comments
Post a Comment