Analisis Kependudukan Tingkat Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologiekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Kepala BKKBN pusat Dr Sugiri Syarief menegaskan, pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya mencapai empat hingga lima juta jiwa atau sebesar penduduk Singapura. Penduduk Indonesia kini mencapai 220 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 2,32% selama kurun waktu 1971-1980, kata kepala BKKBN Sugiri Syarief dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan BKKBN Pusat Dra Halimah di Denpasar, Selasa.
Wakil Gubernur Bali IGN Kusuma Kelakan. Ia menilai, selain pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, dari segi kualitas masih rendah, jauh tertinggal dibanding negara-negara di kawasan ASEAN. Bahkan dengan Vietnam yang usia kemerdekaannya jauh lebih muda dibanding dengan Indonesia, namun negara itu indeks pembangunan manusianya masih lebih baik. Indeks pembangunan manusia Indonesia menempati posisi bawah, yakni urutan 108 dari 177 negara. Hal itu disebabkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia cukup tinggi, di samping indikator pendidikan masih rendah.
Kualitas penduduk adalah tingkat kemampuan dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Permasalahan Indonesia berkaitan dengan kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya. Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk Indonesia adalah Masalah pendidikan, Masalah kesehatan, dan Tingkat kesejahteraan penduduk
Pendidikan merupakan ukuran tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia dari suatu negara. Di Indonesia tingkat pendidikan dari warganya masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena pendidikan yang rendah sulit untuk menerima perubahan zaman. Perkembangan penduduk tanpa diimbangi dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan masalah sosial, ekonomi dengan segala pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ke tahun memerlukan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja akan menjadi masalah yang cukup rumit bagi pemerintah dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup bagi negaranya.
Pengetahuan tentang pendidikan tidak kalah penting untuk diketahui oleh masyarakat yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada di atasi dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap masalah dapat di atasi dan dicegah atau dihindari.
 Pada makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut pada analisis kependudukan dan kaitannya dengan tingkat Pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
1.      Bagaimana Permasalahan Kependudukan di Indonesia?
2.      Apa Saja Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kualitas Pendidikan Di Indonesia?
3.       Bagaimana Tingkat Kunjungan Sekolah Di Indonesia?
4.      Apa Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Laju Pertumbuhan Penduduk  Akibat Fertilitas?
5.     Apa Usaha-Usaha Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Kaitan dengan Kependudukan?


1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk mendeskripsikan :
1.      Permasalahan Kependudukan di Indonesia
2.      Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kualitas Pendidikan Di Indonesia
3.       Tingkat Kunjungan Sekolah Di Indonesia
4.      Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Laju Pertumbuhan Penduduk  Akibat Fertilitas
5.      Usaha-Usaha Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Kaitan dengan Kependudukan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pendidikan

Dalam artian sederhana pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Banyak para ahli memjelaskan arti pendidikan tersebut menurut pandangan mereka, inilah beberapa contoh pengertian pendidikan menurut para ahli :
a.       John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi.tingginya. (Ahmad D. Marimba, 1987:19)
c.       Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989   
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Jadi, pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental yang juga mempunyai sifat konstruksi dalam hidup manusia. (Habsbullah, 2005: 1-6)


2.2   Permasalahan Penduduk Indonesia

Penduduk adalah sekelompok manusia dalam jumlah besar yang menempati suatu wilayah negara tertentu. Permasalahan kependudukan yang dihadapi Indonesia saat ini dan masa yang akan datang yaitu pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, persebaran penduduk antarpulau dan wilayah yang tidak merata, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan (banyaknya penduduk usia muda), arus urbanisasi yang tinggi.

2.2.1        Kuantitas Penduduk Indonesia
a.      Pengertian Kuantitas Penduduk
Kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dapat diketahui bahwa permasalahan Indonesia berkaitan dengan kuantitas penduduk yaitu masalah jumlah dari penduduk itu sendiri. Dari sensus penduduk yang pernah dilaksanakan BPS, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah hal ini dijelaskan dalam pernyataan di bawah ini yang di dapat dari BPS
1)  Tahun 1930, jumlah penduduk Indonesia 60,7 juta jiwa.
2)  Tahun 1961, jumlah penduduk Indonesia 97,1 juta jiwa.
3)  Tahun 1971, jumlah penduduk Indonesia 119,2 juta jiwa.
4)  Tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia 146,9 juta jiwa.
5)  Tahun 1990, jumlah penduduk Indonesia 178,5 juta jiwa.
6)  Tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia 205,1 juta jiwa.
7)  Tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia 237,6  juta jiwa.

b.    Ciri-Ciri Kuantitas Penduduk Indonesia
1)  Jumlah penduduk Indonesia yang besar.
2)  Kepadatan penduduk yang tidak merata.
3)  Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.




2.2.2    Kualitas Penduduk Indonesia
a.    Pengertian Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk adalah tingkat kemampuan dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Permasalahan Indonesia berkaitan dengan kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya.

b.      Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penduduk Indonesia
1)  Masalah pendidikan; Pendidikan merupakan ukuran tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia dari suatu negara. Di Indonesia tingkat pendidikan dari warganya masih tergolong rendah. Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia diantaranya:
-    Kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang.
-    Pendapatan yang minim, sehingga untuk biaya sekolah sulit.
-    Masih banyak sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai.
-    Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau masyarakat.
2)  Masalah kesehatan; Permasalahan ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok, angka kematian anak maupun ibu melahirkan, ketercukupan gizi, usia harapan hidup. Tingkat kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah, hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar, jumlah penduduk, kurangnya fasilitas kesehatan, jumlah tenaga medis yang masih kurang.
3)  Tingkat kesejahteraan penduduk; Dalam hal ini dapat diketahui dari pendapatan perkapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata setiap orang dalam satu tahun.
2.3  Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kualitas Pendidikan Di Indonesia
          Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh.
Penduduk merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.
          Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
          Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena :
1.        Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2.        Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3.        Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.


Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1.           Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2.           Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.

     Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.

2.4   Tingkat Kunjungan Sekolah Di Indonesia
          Aneka permasalahan penduduk pasti mempengaruhi pelaksanaan pendidikan formal, non formal, dan informal. Makin pesat berjalan perubahan sosial baik menyangkut reproduksi manusia, mobilitas, fluktuasi ekonomi, tekanan struktur sosial dan kerumitan akulturasi.
          Suatu ukuran pokok bagi fasilitas pendidikan adalah school attendence yaitu perbandingan jumlah anak menurut golongan usianya  yang seharusnya bersekolah, dengan jumlah benar-benar sudah masuk sekolah. Menurut hasil sensus 2010 angka partisipasi sekolah sebagai berikut: usia 7-12 tahun (98,02%), usia 13-15 tahun (86,24%), usia 16-18 tahun (56,01%), usia 19-24 tahun (13,77%). Semakin pesat pertumbuhan masyarakat semakin besar pula tuntutan akan fasilitas dan kesempatan pendidikan.


2.5    Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Laju Pertumbuhan Penduduk  Akibat Fertilitas

Tingkat fertilitas merupakan salah satu faktor demografi yang paling menentukan di dalam penurunan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia. Secara nasional tingkat fertilitas di Indonesia masih cukup tinggi, variasi antar provinsi juga cukup besar. Target RPJM 2004-2009 dengan tingkat fertilitas 2,2 anak per wanita belum tercapai, hasil SDKI 2007 tingkat fertilitas di Indonesia 2,6 per wanita dengan rentang terendah 1,8 anak per wanita Melihat target yang belum tercapai tersebut kita harus melihat dan menganalisis terlebih dahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi suatu fertilitas. Elfindri (1989) yang dikutip oleh Widya mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah sebagai berikut (1)Faktor sosial ekonomi rumah tangga meliputi:pendapatan, pekerjaan, pendidikan ibu, makanan dan kesejahteraan (2)Faktor biologis, meliputi:usia kawin pertama, lamanya usia kawin dan waktu senggang (3)Faktor demografi yang meliputi:struktur umur, status perkawinan dan kematian sebelum usia 1 tahun serta  (4)Pemakaian alat kontrasepsi. Dengan diketahuinya faktor yang dominan terhadap tingkat fertilitas diharap dapat dibuat kebijakan yang tepat sasaran dalam upaya menurunkan tingkat fertilitas. Oleh karena itu, penulis memilih faktor pendidikan sebagai salah satu faktor yang dominan untuk menurunkan tingkat fertilitas.
Dalam hal ini, penulis tidak hanya terpaku terhadap faktor pendidikan saja namun juga melihat dari semua faktor. Dalam menyelesaikan permasalahan suatu Negara kita tidak hanya melihat dari 1 faktor saja namun kita tetap menganalisis faktor yang dominan tetapi tidak meninggalkan faktor lain. Sama halnya dengan fertilitas, walaupun kita membahas faktor yang dominan namun faktor lain secara tidak langsung juga mempengaruhi faktor yang dominan tersebut.
Data mengenai distribusi persentase wanita menurut karakteristik sosial demografi wanita dan persentase anak lahir hidup Indonesia,2007. Dalam distribusi tersebut, terdapat 5 variabel pendidikan yaitu tidak sekolah, tidak tamat sekolah, tamat SD, tidak tamat SMA, tamat SMA+. bahwa jumlah anak dari yang tamatan SMA+ rata-rata lebih rendah yaitu hanya 1,9 dibandingkan dengan jumlah anak dari wanita yang tidak tamat sekolah dasar yaitu 3,2 anak tiap wanita dan jumlah anak dari wanita yang tidak sekolah yaitu 3,7.
Tingkat pendidikan wanita dianggap sebagai salah satu variabel yang penting dalam melihat variasi tingkat fertilitas. Karena variabel ini banyak berperan dalam perubahan status, sikap dan pandangan hidup mereka di dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan juga memberikan kesempatan yang lebih luas kepada wanita untuk lebih berperan dan ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Sehingga mempengaruhi tingkah laku reproduksi wanita karena diharapkan pendidikan berhubungan negatif dengan fertilitas. Semakin tinggi tingkat pendidikan wanita cenderung untuk merencanakan jumlah anak yang semakin sedikit. Keadaan ini menunjukkan bahwa wanita yang telah mendapatkan pendidikan lebih baik cenderung memperbaiki kualitas anak dengan cara memperkecil jumlah anak, sehingga akan mempermudah dalam perawatannya, membimbing dan memberikan pendidikan yang lebih layak. Disisi lain fertilitas juga memberi kesempatan kepada pemerintah dan para orang tua untuk lebih memperhatikan anak. Wanita dengan pendidikan yang cukup tinggi diharapkan mau menerima pemikiran tentang keluarga kecil untuk mencapai hal tersebut dengan mengikuti program KB.
Di Indonesia, minat masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi masih rendah. Data BPS 2009 menunjukkan bahwa sebanyak 75,69 persen perempuan usia 15 tahun ke atas hanya berpendidikan tamat SMP ke bawah, di mana mayoritas perempuan hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SD, yakni sebanyak 30,70%. Semakin tinggi tingkat pendidikan, persentase partisipasi pendidikan perempuan semakin rendah, yaitu SMA (18,59%), Diploma (2,74 %), dan Universitas (3,02%). Angka partisipasi sekolah perempuan memang sudah meningkat dibandingkan persentase angka partisipasi sekolah pria, tetapi itu hanya pada tingkat pendidikan rendah. Penyebab anak enggan bersekolah diantaranya adalah malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah, lebih memilih menikah muda daripada melanjutkan pendidikan karena mereka berpikir “toh akhir-akhirnya juga mengurus rumah” serta pernikahan dini sudah menjadi tradisi dalam keluarga, serta masih banyak faktor lainnya.


2.6  Usaha-Usaha Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Kaitan dengan Kependudukan
1.      Pemberian KIE (konseling Informasi dan Edukasi) kepada wanita yang tidak tamat sekolah dasar mengenai manfaat KB dan alat/cara KB yang dapat digunakan sehingga mereka bisa memilih alat/cara KB yang terbaik dan sesuai untuk mereka
2.      Melalui kampanye ASI eksklusif (6bulan) memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa menyusui setelah melahirkan dapat melindungi wanita dari kehamilan melalui periode lamanya amenore (kembalinya haid)
3.      Instansi-instansi yang menangani masalah kependudukan untuk lebih aktif dalam mensosialisasikan program-program kepada masyarakat
4.      Meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya memberikan pendidikan setinggi-tingginya untuk anak. Hal ini juga membutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan, menjalin kerja sama untuk memperoleh dana pendidikan dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Dengan ketersediaan fasilitas serta mutu pendidikan yang baik, serta kesadaran orang tua terhadap anak, diharapkan masalah fertilitas di Indonesia lebih diminimalisir keberadaannya
5.      Program Wajib Belajar 12 tahun dapat meningkatkan pendidikan wanita agar mengetahui program kependudukan Indonesia, menunda usia kawin,dan dapat meningkatkan umur mulai ‘kumpul’ pertama karena dengan pendeknya masa reproduksi diharapkan dapat menurunkan tingkat fertilitas
6.      Meningkatkan jumlah tenaga medis difokuskan untuk mengefektifkan pelayanan program keluarga berencana terutama di daerah-daerah terpencil
7.      Memanfaatkan metode dan program pendidikan alternatif agar masyarakat miskin dan terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau bisa menikmati pendidikan
8.      Adanya Bantuan Operasional Sekolah bagi siswa serta Bidik Misi bagi mahasiswa serta Pemberian Beasiswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi
9.      Adanya kerjasama yang terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan semua sektor untuk menurunkan fertilitas di Indonesia. Jadi, pendidikan menjadi salah satu penentu keberhasilan menurunnya laju pertumbuhan penduduk akibat fertilitas namun tetap memperhatikan faktor lain guna menurunkan angka fertilitas sesuai dengan target yang diinginkan

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan yang serius. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah berarti tingkat pendidikan di daerah tersebut juga bertambah. Kebutuhan pendidikannya juga ikut bertambah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia karena seperti pada salah satu kutipan undang-undang nomor 4 tahun l950, telah di sebutkan secara jelas tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang pada intinya, ialah untuk membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air berdasarkan pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia .Pertumbuhan penduduk harus lebih dimaknai bahwa semakin bertambahnya penduduk maka makin bertambah pula masyarakat yang akan membantu memajukan negara ini. Pendidikan bukan hanya sekedar pendidikan yang bersifat tertulis namun pendidikan karakter juga dibutuhkan untuk membangun karakter / pribadi yang baik yang saat ini sangat dibutuhkan di negeri ini.
3.2   Saran
Berdasarkan isi makalah di atas maka penulis menyarankan kepada pembaca bahwa diharapkan pembaca tidak hanya mendapat wawasan saja dalam membaca makalah ini, namun penulis juga mengarahkan pembaca untuk lebih kritis dan mampu terlibat dari lingkup kecil dahulu seperti keluarga, masyarakat maupun lingkup pemerintahan dalam rangka menurunkan laju pertumbuhan penduduk khususnya dari segi fertilitas.


DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Chatarina. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Laju  Pertumbuhan Penduduk Akibat Fertilitas. Inform: https://chatarinaanugrah.wordpress.com /2015/05/31/ pengaruh-tingkat-pendidikan-terhadap-laju-pertumbuhan-penduduk-akibat-fertilitas/ (diakses 29 Februari 2016)
                . 2013. Permasalahan Penduduk dan Dampaknya. Inform: http://dzakibelajar.blogspot. co.id/2013/12/permasalahan-penduduk-dan-dampaknya.html (diakses 29 Februari 2016)
                  . 2012. Dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap Pendidikan. Inform: http://erinutami.blogspot.co.id/2012/11/dampak-pertumbuhan-penduduk-terhadap.html (diakses 29 Februari 2016)
                   . 2011. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan. Inform: https://namakuvee. wordpress.com/2011/11/07/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat-pendidikan/ (diakses 29 Februari 2016)
                   . 2011. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan. Inform: https:// clemensbudip. wordpress.com/2011/11/21/76/ (diakses 29 Februari 2016)
                   . 2010. Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Pendidikan. Inform : http://yuni-wijaya.blogspot.co.id/2010/05/hubungan-pertumbuhan-penduduk-dengan.html  (diakses 29 Februari 2016)

https://chatarinaanugrah.wordpress.com /2015/05/31/ pengaruh-tingkat-pendidikan-terhadap-laju-pertumbuhan-penduduk-akibat-fertilitas/

Comments