MAKALAH JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT (PROMKES) PUSKESMAS

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya, selain itu merokok juga bertanggung jawab terhadap kematian satu dari lima orang. Rokok masih menjadi polemik di masyarakat hingga saat ini. Berbeda dengan negara maju dan negara tetangga lainnya, pengendalian tembakau di Indonesia terbilang kurang berhasil. (WHO, 2012).

Dari segi jumlah perokok, Indonesia merupakan negara terbesar ke-3 di dunia setelah China dan India (Peraturan Daerah Sumatera Barat 2012, p.12). Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Satu batang rokok dibakar, maka akan mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya bersama asap yang dihasilkan (Jabbar 2008, p.16). Setiap kali mengisap sebatang rokok, maka akan beresiko terpapar 45 jenis bahan kimia beracun, yakni diantaranya lutidin, rubidin, asam karbolik, metalimin, akreolin, colliding, viridian, arsenic, asam formic, nikotin, hydrogen sulfide, pirel, furfurol, benzopiren, metal alcohol, asam hidrosianik, karodin, ammonia, metana, karbon monoksida, dan piridin (Caldwell 2001, p.7).

Di Sumatera Barat, perilaku merokok pada usia remaja dan dewasa tergolong tinggi. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, menunjukkan bahwa secara nasional persentase penduduk usia > 10 tahun yang merokok adalah 26,9%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 24,3%. Rata-rata jumlah batang rokok yang di hisap setiap harinya adalah 16,57% batang ini lebih tinggi dari Rata-rata nasional yaitu 12,8% batang perhari. Berdasarkan data PIS-PK Puskesmas Kurai Taji tahun 2018 diketahui bahwa hanya 45,33% penduduk saja yang tidak merokok sedangkan lebih dari setengahnya adalah perokok.

Dalam proses pemberdayaan masyarakat penyuluhan kesehatan sangat berperan penting, melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Proses pembelajaran sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya setempat agar masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dalam menanggulangi masalah kesehatan.

Tujuan dari penyuluhan kesehatan menyangkut 3 aspek, yaitu Knowledge (peningkatan pengetahuan), attitude (perubahan sikap) dan pratice (keterampilan/tingkah laku) yang berhubungan dengan masalah kesehatan (Notoadmojo 2005, p.25). Banyak penelitian yang terpaku hanya pada pencegahan perilaku merokok. Namun yang tidak kalah penting adalah pengkajian tentang bagaimana para perokok kemudian menghentikan perilakunya.  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok pada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji Tahun 2019/

 

B.    RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : “Apa saja faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji  Tahun 2019 ? ”

C.    TUJUAN

1.     Tujuan Umum

Tercapainya Penurunan Indikator Merokok di PIS-PK

2.     Tujuan Khusus

a.     Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat  dalam merubah perilaku merokok menjadi tidak merokok

b.     Menurunkan angka perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Analisa Hubungan Sikap Dengan Perilaku Merokok

Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan sehingga seseorang yang merokok menganggap tanda bahaya suatu hal yang biasa. Sedangkan pendapat Saifuddin Azwar (2005.p.58) menyatakan sikap adalah kesadaran, pengalaman dan kepercayaan semula dari individu sehingga sulit untuk merubahnya.

Menurut New Comb (2003) mengatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu serta seseorang yang memliki sikap mantap mampu memilih sesuatu secara tegas dan berbagai pilihan yang ada. Hal ini disebabkan pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain persepsi dan lingkungan. Pengetahuan yang tinggi belum tentu mempengaruhi sikap seseorang.

Hasil penelitian ini sejalan penelitian Haryani, dkk (2014) yang membahas tentang Hubungan sikap dengan intensi kepala keluarga untuk merokok didalam rumah di Kelurahan Majasari tahun 2014 didapatkan secara statistik dapat dibuktikan dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,136 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan dengan intense kepala keluarga untuk merokok didalam rumah. Responden yang memiliki sikap yang negatif dan tidak mempunyai kebiasaan merokok disebabkan faktor internal dan eksternal.

Faktor yang internal seperti adanya pengalaman yang buruk dari keluarga dengan  perilaku merokok seperti kematian. Timbulnya motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok didukung peran pendamping salah satunya istri dan anak-anak yang selalu melarang untuk merokok dalam rumah. Sedangkan Faktor Ekternal yaitu adanya pengecualian dari masyarakat seperti adanya Peraturan Walikota Pariaman Nomor 9 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

B.    Analisia Hubungan Perceive Behavior dengan Perilaku Merokok

Teori Perceive Behavior menjelaskan bahwa perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subyektif yaitu keyakinan mengenai apa yang orang lain inginkan agar melakukan sesuatu; dan sikap terhadap perilaku bersama dengan norma subyektif membentuk niat untuk berperilaku (Sihombing, 2003).

Penelitian yang dilakukan Haryani dkk (2014) dengan judul Hubungan Sikap, Norma Subjektif Dan Perceived Behavioral Control Dengan Intensi Kepala Keluarga Untuk Merokok Di Dalam Rumah Di Kelurahan Majasari Tahun 2014, diperoleh nilai p=0,005 (p<0,5) menunjukkan Perceive behavior mempunyai hubungan signifikan dengan perilaku merokok didalam rumah.

Hubungan Perceive behavior dengan perilaku merokok yang tidak signifikan disebabkan karena cukup banyak masyarakat yang mempunyai Perceive behavior tinggi tapi masih mempunyai perilaku merokok.

Hal ini disebabkan faktor pengalaman masyarakat yang baik dan belum adanya kejadian yang buruk menimpa keluarga akibat perilaku merokok, begitu juga peengalaman yang menyenangkan pada saat merokok dan adanya pertimbangan usia yang terlalu dini untuk berhenti merokok

 

C.    Hubungan Peran ibu Rumah Tangga Dengan Perilaku Merokok

Menurut Baer & Corado, perilaku merokok seseorang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia atau adanya anggota keluarga yang merokok, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak- anaknya dibandingkan dengan seseorang yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Seseorang yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat- obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh.(Kent, 2005).

 Peran ibu rumah tangga hanya berperan sebagai motivator atau pendorong kepala keluarga untuk berhenti merokok. Jika peran ibu rumah tangga yang sangat dominan dapat mengakibatkan keluarga yang tidak harmonis. Namun ada juga masyarakat yang tidak merokok dengan peran ibu rumah tangga yang kurang optimal dapat disimpulkan bahwa masyarakat mempunyai sikap yang positif dan pengetahuan yang baik tentang dampak merokok dan mempunyai niat untuk berhenti merokok.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan analisa di atas maka kesimpulan dari makalah ini adalah:

1.     Sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang, tetapi sikap ini tergantung kepada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal yaitu

a.     Faktor internal, Adanya pengalaman yang buruk dari keluarga dengan  perilaku merokok seperti kematian

b.     Faktor Eksternal, adanya pengecualian dari masyarakat seperti adanya Peraturan Walikota Pariaman Nomor 9 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

2.     Hubungan Perceive behavior dengan perilaku merokok yang tidak signifikan disebabkan karena cukup banyak masyarakat yang mempunyai Perceive behavior tinggi tapi masih mempunyai perilaku merokok.

3.     Peran Ibu rumah tangga hanyaberperan sebagai motivator atau pendorong kepala keluarga untuk berhenti merokok. Jika peran ibu rumah tangga yang sangat dominan maka dapat mengakibatkan keluarga yang tidak harmonis

 

B.    SARAN

Dengan adanya makalah ini dapat Diharapkan masyarakat terutama kepala keluarga untuk menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tidak membiasakan merokok didalam rumah dan berniat untuk menghentikan kebiasaan merokok.

 

 

 

Comments